Tulisan ini berisi pandangan saya selama tinggal di Korea Selatan. Kenyamanan public service dan kultur masyarakat yang saya rasakan selama di Korea sering membuat saya mendambakan Indonesia untuk segera berubah menuju yang lebih baik. Mari satu persatu saya utarakan alasan-alasan tersebut:
1. Public transport.
Di Seoul, terdapat belasan line/jalur kereta yang di antaranya terhubung ke beberapa kota di luar Seoul bahkan lintas provinsi. Selain jenis subway dan kereta KTX/express, jika ingin bepergian ke suatu kota yang tidak ada jalur subway/KTX-nya kita bisa menggunakan bus atau kereta mugunghwa (jenis kereta konvensional yang berjalan lambat, bahkan naik bus bisa lebih cepat daripada naik kereta ini, tetapi cukup oke untuk menikmati pemandangan alam ketika dalam perjalanan), naik bus pun kita tidak perlu merasakan guncangan karena lubang/kerusakan jalan selama perjalanan. Jalan raya di Korea Selatan mulus sekali semulus pahanya member-member SNSD, sedih ya kalau kita mengingat jalur pantura di Indonesia yang penuh lubang padahal jalur pantura merupakan jalur darat yang vital bagi perhubungan antar kota dari barat hingga timur dan sebaliknya. Selain itu, meskipun kereta di Seoul cukup padat, tetapi jadwal kedatangannya selalu tepat waktu dan tersedia setiap beberapa menit sekali. Tentunya kita berharap MRT di Jakarta segera terealisasi. Okelah kalau pun monorail merupakan mimpi yang muluk-muluk bagi kota lain di luar Jakarta, mari kita melihat pelayanan bus. Bus di Korea Selatan juga cukup nyaman, kalau menurut saya sih Trans Jakarta atau Trans Semarang tidak kalah bagusnya (kecuali pada saat rush hour yang padatnya minta ampun bahkan AC pun tak serasa sehingga seperti pepes ikan di paksa masuk ke wadah yang sempit), sepertinya di Korea Selatan tidak pernah kekurangan bus hingga mengakibatkan penumpukan penumpang, ohya selama saya di Korea Selatan, segala macam transportasi dari bus, taksi, hingga kereta bisa dibayar cukup dengan menggunakan sebuah kartu yang bernama T-Money (penampakannya terdapat pada post saya DISINI ), sangat cepat dan ringkas, apalagi kartu tersebut disisipkan di case ponsel saya (seperti yang dilakukan juga oleh sebagian besar penduduk Korea Selatan), sehingga penggunaannya cukup ditempelkan ke mesin T-Money dan setelah bunyi “tit” maka saldo dalam kartu tersebut secara otomatis akan terpotong. Selain itu, ketersediaan bus di Korea Selatan selalu terjadwal, jadi kita bisa mengecek di sebuah papan di halte kapan saja bus dan bus untuk tujuan kemana akan berhenti, berdasarkan pengamatan saya, hampir 90% papan informasi rute dan halte-halte Trans Semarang sudah terkoyak karena disobek atau dicorat-coret, rasanya jengkel banget sama orang-orang yang tangannya usil itu. Yang sangat menonjol di Korea Selatan adalah terintegrasinya transportasi antara bus, kereta, dan pesawat. Mau ke Incheon airport? bisa menggunakan dua pilihan yakni dengan bus atau subway.
2. Enaknya jalan jalan tanpa takut kecopet.
Sejak menjadi salah satu korban copet di sebuah mal di Indonesia, saya jadi meningkatkan kewaspadaan seribu kali lipat atas barang-barang milik pribadi jika sedang berada di tempat umum. Tetapi selama saya tinggal di Korea Selatan, saya tidak perlu repot-repot memikirkan dan dihantui perasaan was-was kalau barang saya akan di copet. Mau ponsel ditaroh di kantong celana, kantong jaket, atau berjalan-jalan di luar sambil menggenggam ponsel pun tidak perlu takut ada yang menyambar barang pribadi kita dari belakang secara tiba-tiba seperti yang banyak dilakukan oleh copet Indonesia. Bahkan di tempat keramaian atau di dalam kereta yang bejubel di Korea Selatan pun saya bebas menggantungkan tali kamera di leher saya tanpa merasa cemas. Bisa saya katakan, angka kriminalitas pencurian di Korea Selatan sangat kecil. Bukan berarti tidak ada orang miskin di Korea Selatan, cukup banyak gelandangan dan orang gila yang berkeliaran di subway atau jalan raya kok.
3. Tidak ada lelaki yang kurang ajar.
Maksudnya? Kalau Anda sudah baca salah satu post di blog saya INI, Anda akan tau kenapa.
Maksudnya? Kalau Anda sudah baca salah satu post di blog saya INI, Anda akan tau kenapa.
4. BUDAYA ANTRI.
Ini nih yang paling bikin saya nangis kalau inget negara sendiri. Saya tidak pernah melihat orang-orang yang saling serobot baik naik/turun di dalam bus/kereta. Semuanya menunggu dengan sabar dan mengantri, dan mereka melakukannya dengan kesadaran sendiri secara otomatis. Dan ketika bus/kereta berhenti, mereka selalu memprioritaskan penumpang yang akan turun terlebih dahulu. Berbeda sekali ya dengan budaya di Indonesia yang saling serobot saling tabrak asal bisa masuk duluan tanpa memberikan akses dahulu untuk penumpang dari dalam yang akan turun. Kebiasaan baik di Korea Selatan ini dilakukan oleh semua masyarakat dari yang muda hingga yang tua. Di Indonesia pun juga dilakukan dari yang muda hingga tua, dari pelajar hingga ibu-ibu sayang,,,kebiasaan yang dilakukan oleh berbagai generasi di Indonesia itu adalah kebiasaan yang kurang baik. Beberapa kali saya naik Trans Semarang dan mendapati penumpang saling serobot dan saling dorong seolah-olah masuk duluan ke dalam bus adalah perkara hidup dan mati mereka, saya sampai berteriak-teriak kepada mereka untuk memberikan akses terlebih dahulu kepada penumpang yang akan keluar, mungkin petugas Trans Semarang sudah capek menasihati mereka, jadi kadang-kadang saya yang “ambil alih”, bukan apa-apa…tetapi mengingatkan penumpang yang tidak disiplin semacam itu memang harus dilakukan, mungkin saja penumpang-penumpang ini tidak tahu bahwa dengan memprioritaskan penumpang yang akan turun akan setidaknya sedikit menciptakan ketertiban.
Setiap hal pasti memiliki sisi positif dan negatifnya, memang tidak apple to apple membandingkan Korea Selatan dengan Indonesia, tetapi melihat suatu negara sebagai inspirasi demi kemajuan tidak ada salahnya, kan? Saya yakin pasti ada beberapa orang yang merespons pendapat saya soal ini dengan “ya pasti Korea Selatan lebih maju lah, jangan dibandingin”, well, menurut saya membandingkan negara kita dengan negara lain bukan berarti merendahkan diri sendiri atau negara kita, tetapi mengambil kebaikan-kebaikan dari negara tersebut sebagai contoh. Lagipula kalau hanya membandingkan beberapa hal bukan berarti saya menganggap segala hal tentang Indonesia buruk, kan? Kalau kita hanya membandingkan diri kita dengan negara yang kita anggap “selevel”, kapan kita bisa berubah lebih baik?
Saya cuma berharap Pemerintah tidak henti-hentinya meningkatkan pelayanan transportasi, tentunya program-program Pemerintah ini harus bertanggung jawab, jauh dari unsur korupsi dan kepentingan golongan tertentu. Lalu sembari menunggu Pemerintah meningkatkan layanan transportasinya, apa yang bisa kita lakukan? Hmm,,,bagaimana kalau menerapkan budaya antri dan tertib dari kegiatan kecil sehari-hari?
nice
Kyaa, kakak, aku blog walking dan finnaly nemu blog ini, suka deh.. :3 aku punya mimpi pergi kesana suatu hari, im not kpoper tho, but nice to know korea.. :3 :4 :5
Hai Ika, terima kasih sudah membaca dan menuliskan komen, hehe senang sekali km menyukai blog ini ^_^ semoga bermanfaat dan ke depannya saya akan menulis lebih banyak lg 🙂
Ohya, ada apa memangnya dgn kpopers? Hehe.
Semoga km bs menyusul ke korea ya 🙂
감사함니다…?
kak apa ga ribet ngurus paspornya ? aku juga pengen tinggal di korea ^_^
paspor? paspor gak ribet kan tgl bikin di imigrasi.
mgkn yg kamu maksud adalah visa. syarat apply visa korea bs diliat d website kedutaan korea di Indonesia, kalo tujuan pergi ke korea jelas dan syarat2 lain terpenuhi kemungkinan besar di approve kok visanya 🙂
oh iya visa 🙂 , kalo kakak ke korea tujuan-nya kerja atau kuliah ?? apa biaya-nya ga mahal kak tinggal di sana ?? :O maav kak bnyak nanyak . hehe 🙂
dulu pertukaran pelajar kuliah,
yaaa mayan mahal sih :'/ hahaha
salam kenal yah kak 🙂 semoga kuliahnya lancar 😉
thank u, alhamdulilah udh lulus 🙂
kakak tinggal di korea ya?
This comment has been removed by the author.
Hallo kak mariska.. Boleh berbagi pngalaman proses untuk kk bs tinggal lma di korsel.. Sy ada rencana untuk tinggal dan krja disana krna cita2 sya bs tinggal di korea..
kehidupa di korea tertib sekali ya, hampir sama dengan kehidupan di jepang yang sama tertibnya..