Kadang-kadang kita merasa terbiasa dengan apa yang ada di sekitar kita sehingga hal tersebut menjadi tidak terasa spesial atau menarik.
22 tahun tinggal di Semarang saya baru menginjakkan kaki ke Sam Po Kong dua kali. Yang pertama saat saya balita, sudah lupa kapan tepatnya, saya cuma bisa mengingat tante saya yang saat itu masih remaja mengajak saya dan kakak mampir ke Sam Po Kong yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah kakek dan nenek.
Kali kedua adalah beberapa waktu lalu ketika tante saya itu, yang sekarang telah memiliki tiga anak, berlibur ke Semarang dan ingin mengajak anak-anaknya sekaligus saya mengunjungi Sam Po Kong yang sejak beberapa tahun silam sudah direnovasi menjadi lebih apik.
Mungkin karena sebagai warga Semarang yang rute jalannya sering melewati Sam Po Kong ketika bepergian saya jadi merasa bahwa tempat itu biasa-biasa saja, sampai pada saat kunjungan terakhir saya bersama keluarga tante itu memasuki area Sam Po Kong…dalam hati saya: “wahh keren juga ya Sam Po Kong ini!!!”
Dominasi warna merah dan berbagai ukiran naga di bangunannya menunjukkan kekhasan budaya Cina. 3000 rupiah sebagai tiket masuk menurut saya bukanlah harga yang mahal.
Untungnya saya membawa kamera buat jeprat jepret, sialnya ternyata batere saya cuma sisa separo.
Well, paling enggak saya sudah memotret sebagian besar objek yang ada di Sam Po Kong ini.
hari yang sudah semakin sore membuat langit tampak berwarna merah muda, begitu pula dengan hasil foto terakhir 🙂